Putus sekolah demi bekerja
Diah
menekankan, anak-anak Papua yang berada di bawah usia 15 tahun berperan
menambah pendapatan, tapi masa depan mereka menjadi pertimbangan yang
harus dipikirkan bersama. Kebanyakan anak-anak perempuan yang bekerja
itu putus sekolah. Mereka hanya bersekolah sampai tingkat SD saja.
“Mereka cenderung putus sekolah. Putus sekolah di SD. Lalu membantu orangtua bekerja. Dalam bidang ekonomi sangat bagus (meningkatkan pendapatan), tapi tidak baik untuk masa depan mereka,” tambah Diah, yang memaparkan hasil penelitiannya berjudul The Effect of Demographic Transition on The Economic in Papua.
Lain halnya dengan anak lelaki, yang masih bisa meneruskan sekolah sampai ke jenjang lebih tinggi. Adanya fenomena tersebut, Diah menyuarakan, anak-anak perempuan Papua berhak mendapatkan pendidikan terbaik. Mereka layak menempuh pendidikan.
“Seharusnya mereka diberikan pendidikan terbaik, yakni pendidikan dasar 9 tahun (untuk tetap bersekolah SD-SMA). Yang pasti berikan best education (pendidikan terbaik) itu 9 tahun,” saran Diah.
“Mereka cenderung putus sekolah. Putus sekolah di SD. Lalu membantu orangtua bekerja. Dalam bidang ekonomi sangat bagus (meningkatkan pendapatan), tapi tidak baik untuk masa depan mereka,” tambah Diah, yang memaparkan hasil penelitiannya berjudul The Effect of Demographic Transition on The Economic in Papua.
Lain halnya dengan anak lelaki, yang masih bisa meneruskan sekolah sampai ke jenjang lebih tinggi. Adanya fenomena tersebut, Diah menyuarakan, anak-anak perempuan Papua berhak mendapatkan pendidikan terbaik. Mereka layak menempuh pendidikan.
“Seharusnya mereka diberikan pendidikan terbaik, yakni pendidikan dasar 9 tahun (untuk tetap bersekolah SD-SMA). Yang pasti berikan best education (pendidikan terbaik) itu 9 tahun,” saran Diah.
Komentar
Posting Komentar