Perluas Jangkauan Imunisasi di Papua

Perluas Jangkauan Imunisasi di Papua
Seorang ibu memberikan susu kepada anaknya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Sabtu (27/1). (ANTARA | M AGUNG RAJASA)
JAKARTA (HN) - Upaya pemerintah menangani kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, masih berlangsung. Selain Asmat, pemerintah kini dihadapkan langkah membenahi pelayanan kesehatan 17 kabupaten/kota lainnya di Papua karena cakupan imunisasi rendah.

"Cakupan imunisasi daerah-daerah tersebut di bawah 40 persen," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohamad Subuh di Jakarta, Rabu (31/1).

Dia menjelaskan, persoalan di 17 kabupaten/kota harus ditangani cepat agar tidak bertambah buruk seperti yang terjadi di Kabupaten Asmat. Menurut Subuh, pemerintah sejauh ini masih berusaha memenuhi imunisasi 23 ribu bayi di Kabupaten Asmat. Upaya ini tidak mudah karena permukiman masyarakat menyebar.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, 71 orang meninggal akibat campak dan gizi buruk di Asmat. Kemenkes sudah mengimunisasi 13.300 anak. Nila mengatakan, belum semua distrik di Kabupaten Asmat tertangani. Hal ini karena lokasi yang disasar sulit terjangkau.

Nilai menjelaskan, Kemenkes sejauh ini sudah mengirimkan dokter spesialis untuk penanganan kasus di Asmat. Sejumlah dokter umum juga akan dikirimkan bergantian guna memperkuat pelayanan kesehatan puskesmas di distrik-distrik terdampak.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menegaskan, sudah ada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Papua dan Papua Barat. Semua kementerian lembaga harus terlibat mengintervensi kegiatan terkait kesejahteraan masyarakat di Papua dan Papua Barat.

Puan ingin dana otonomi khusus (otsus) Papua dikaji ulang. Pemerintah, kata dia, telah menggelontorkan anggaran besar untuk dana otsus.

"Saya minta Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melihatnya dulu."

Menteri Sosial Idrus Marham menyebut, dana otsus yang diberikan ke Papua dan Papua Barat untuk tahun 2018 mencapai Rp 8 triliun. Idrus menegaskan, pendampingan bersama-sama dibutuhkan agar dana otsus tepat sasaran. Dia berharap Kemendagri melakukan pengawasan ketat terkait pengelolaan anggaran itu.

Komentar

Postingan Populer